Diterjemahkan dari artikel yang ditulis oleh Roxanne Nelson, diterbitkan di Medscape Medical News, pada 8 April 2011
8 April 2011 (Orlando, Florida)—Data baru menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi buah stroberi dapat membantu mencegah perburukan onset kanker esofagus, and mungkin juga bisa menjadi agen preventif alternatif selain obat-obatan.
Hal ini terungkap pada pertemuan The American Association for Cancer Research 102nd Annual Meeting, dimana dipaparkan sebuah penelitian pada 36 partisipan dengan lesi esofagial-displastik, 25 diantaranya mengalami perbaikan secara histologis setelah mengkonsumsi stroberi selama 6 bulan.
“Kami mendapati bahwa dengan mengkonsumsi stroberi selama 6 bulan dapat memperbaiki gambaran histologis lesi pra-kanker tersebut”, ujar Tong Chen, MD, PhD, asisten professor, divisi onkologi medik, Universitas Ohio State, Colombus.
“Kami juga menemukan bahwa stroberi kering-beku dapat mengurangi angka kejadian kanker di tingkat molekul, yang kemungkinan juga menguntungkan bagi jenis-jenis kanker lainnya,” demikian ujarnya pada Medscape Medical News.
“Kesimpulannya adalah stroberi dapat menjadi agen preventif alternatif atau bekerjasama dengan obat-obatan preventif lainnya untuk mencegah kanker esofagus,” dia menambahkan.
Walaupun temuan ini sangat menjanjikan, dr. Chen mengingatkan bahwa ini masih data awal yang masih perlu dibuktikan dalam penelitian-penelitian yang lebih besar.
Akan tetapi stroberi adalah buah yang aman dikonsumsi, tersedia di mana saja, dan tidak mahal, yang juga mengandung sejumlah vitamin dan mineral. “Jadi, mulai saat ini saya berani mengatakan, bahwa makan buah stroberi dapat membantu mereka yang beresiko tinggi terkena kanker esofagus untuk melindungi diri mereka terhadap penyakit ini”, kata dr. Chen.
Agen penting penyebab karsinoma sel skuamos di esofagus adalah karsinogen nitrosamine, yang terdapat dalam asap tembakau, beberapa jenis makanan tertentu, dan derajat keasaman pada lambung. Diantara beberapa karsinogen nitrosamine tersebut, terdapat N-nitrosomethylbenzylamine (NMBA), yang banyak ditemukan pada makanan bangsa China (Chinese foods).
Dalam sebuah penelitian pre-klinik, dr. Chen dan teman-temannya menggunakan jenis kanker esofagus yang dipicu oleh NMBA pada beberapa ekor tikus untuk menguji efektifitas beberapa agen kemo-preventif, termasuk beberapa produk makanan alami seperti stroberi. Mereka menemukan bahwa stroberi kering-beku secara signifikan dapat menghambat pembentukan sel-sel tumor dengan cara menghambat metabolisme NMBA, dan menurunkan laju pertumbuhan sel-sel pre-malignan (sel-sel pra-kanker).
Berdasarkan penemuan awal ini, dr. Chen melanjutkan penelitiannya ke fase 1b, penelitian kohort pada manusia dewasa dengan lesi esofageal-displastik di daerah dengan angka kejadian kanker sofagus cukup tinggi. Penelitian ini dilakukan di China, dr. Chen menambahkan, karena China memiliki insidens tertinggi di dunia untuk kasus kanker esofagus. “Sekitar 50% kanker esofagus ditemukan di China,” katanya.
Pengurangan dan Perubahan Sel-sel Dysplasia pada Tingkat Molekul
Total 36 pasien diikutkan dalam penelitian ini; 31 pasien didiagnosis dengan displasia ringan (86.11%) dan 5 didiagnosis dengan displasia moderat (13.89%). Semua partisipan ini menjalani pemeriksaan endoskopi dan biopsi (sebelum dan sesudah penelitian), serta mengkonsumsi stroberi setiap harinya.
Selama 6 bulan, semua partisipan diberikan 60 gram stroberi kering-beku setiap harinya. Pada akhir periode penelitian, analisa histologis menunjukkan perbaikan pada 26 pasien dengan displasia ringan (P<0.0001), menetap pada 4 pasien, dan memburuk pada 1 pasien.
Pada pasien dengan displasia moderat, gambaran histologis menunjukkan perbaikan pada 3 pasien, dan menetap pada 2 pasien.
Dr. Chen pun menambahkan bahwa konsumsi stroberi segar kemungkinan memiliki efek yang sama, walaupun pada penelitian ini digunakan produk bubuk konsentrat stroberi kering-beku (hampir 10 kali lipat).